“Sang Putri”


Penulis Naskah  : NURUL FATIKAH

Babak                     : 3 (tiga) babak

Genre Teater        : Drama Tragedi

Jumah Pemain   : 6 (enam) orang

Durasi                    : 60 menit

 

Pendukung Produksi:

  1. NURUL FATIKAH
  2. RAFKI ADY WINARNO
  3. ZAINAL EFENDI
  4. AYYUNA FEBRIYANTI
  5. RIZKY PERMATASARI

1. Konsep Cerita

Sang Putri adalah drama tragedi yang menceritakan tentang dua orang putri raja yang salah satunya hendak dilamar oleh seorang pangeran. Ternyata pangeran memilih sang adik sehingga kakaknya cemburu dan berniat mencelakakan adiknya.

 2. Sinopsis

Dikisahkan seorang Raja di kerajaan Mekar Wangi yang mempunyai dua orang putri yang terkenal akan kecantikannya. Putri yang pertama bernama Kamboja, dan yang kedua bernama Kenangga. Karena sudah beranjak dewasa, datanglah seoarng pangeran dari kerajaan seberang hendak melamar salah satu dari dua putri raja tersebut. Ternyata pangeran lebih memilih Kenanga, sehingga membuat sakit hati putri pertama, yakni Kamboja. Siasat jahatpun dilakukan oleh Kamboja dengan meminta penyihir untuk merubah wajah Kenanga menjadi buruk rupa. Pangeran akhirnya membatalkan lamaranya, dan menikah dengan Kamboja. Kenanga juga diusir dari istana dan dibuang di hutan, dengan pesan dari seorang penyihir bahwa Kenanga akan kembali menjadi cantik jika menemukan cinta sejatinya.

3. Alur Cerita

Alur maju (Alur Kronologi)

Perkenalan       : pangeran hendak melamar sang putri

Konflik              : pangeran memilih Kenanga, sehingga Kamboja cemburu

Klimaks             : Kamboja membuat rupa Kenanga menjadi buruk sehingga di usir dari istana

Anti klimaks     : Kenanga berhasil menemukan cinta sejati sehingga ia berubah kembali menjadi cantik seperti semula dan kembali keistana

 

4. Watak Tokok (Penokohan) :

1. Raja                         : bijaksana

2. Permaisuri               :penyayang

3. Kamboja                  : jahat

4. Kenanga                  : rajin, rendah hati

5. Pangeran                  : bijaksana

6. Jakawana                 : baik hati, penolong

 

5. Konsep Panggung

Babak I          :singgasana raja, latar belakang gorden, 2 buah kursi

Babak II         : suasana hutan, terdapat beberapa tanaman hidup, tenda tempat tinggal Jakawana

Babak III        : singgasana raja, latar belakang gorden, 2 buah kursi

 

6. Properti

–         Keranjang cucian

–         Peralatan makan

–         Sabit

7. Konsep Busana

Raja                         : baju adat jawa

Permaisuri               :kebaya mewah

Kamboja                  : kebaya mewah

Kenanga                  : kebaya mewah, kebaya sederhana

Pangeran                  : baju adat jawa

Jakawana                 : celana pendek dengan jarik selutut, atasan rompi.

 

8. Tata Rias

Raja                         : sedikit bedak dan pewarna bibir

Permaisuri               :full makeup

Kamboja                  : full makeup

Kenanga                  : full make up (babak 1&3). Sedikit bedak dan pewarna bibir (babak 2)

Pangeran                  : sedikit bedak dan pewarna bibir

Jakawana                 : polos

 

9. Konsep Musik

–       Babak 1    : Iringan gamelan

–       Babak 2    : Suara kicau burung dan genmercik air

–       Babak 3    : Iringan gamelan

 

NARASI : ALKISAH, DI SEBUAH KERAJAAN YANG BERNAMA MEKAR WANGI, TINGGALLAH DUA ORANG PUTRI YANG BERNAMA KAMBOJA DAN ADIKNYA YANG BERNAMA KENANGA. SUATU HARI DATANGLAH SEORANG PANGERAN HENDAK MELAMAR SALAH SATU DIANTARA KEDUA PUTRI TERSEBUT. UNTUK KISAH SELANJUTNYA, MARI KITA SAKSIKAN BERSAMA-SAMA DI TeKaPe !

(SUARA GAMELAN)

(HENING)

 

BABAK 1

DUDUKLAH SEORANG RAJA DAN PERMAISURINYA DI SINGGASANA KERAJAAN, DAN SEDANG MEMBICARAKAN KEDUA PUTRINYA.

Raja                          :”Dinda, sepertinya putri kita sudah mulai beranjak dewasa, sudah waktunya mereka mendapatkan calon suami.”

Permaisuri                :”Benar, Paduka. Bukankah Paduka mempunyai sahabat di seberang yang mempunyai seorang anak laki-laki.”

Raja                          :”Kamu benar Dinda, besok aku akan mengundangnya untuk datang kemari.”

TIBA-TIBA SEORANG PENGAWAL MASUK MENEMUI RAJA

Pengawal                  :”Permisi, Paduka. Ada tamu seorang pemuda yang hendak bertemu dengan Paduka.”

Raja                          :”Baiklah, persilahkan ia masuk menemuiku.”

Pengawal                  :”Baik, Paduka.”

PENGAWAL PERGI DAN TAK LAMA KEMUDIAN KEMBALI BERSAMA SEORANG PEMUDA TAMPAN.

Raja                          :”Pemuda, siapakah namamu ?, dan apa keperluannmu menemuiku.”

Pangeran                   :”Maafkan saya, Paduka. Telah lancang datang ke kerajaan Paduka. Saya datang kemari bersama surat dari ayahanda untuk Paduka baca.” (SAMBIL MEMBERIKAN GULUNGAN KEPADA RAJA, RAJAPUN MENERIMA DAN MEMBACANYA)

Raja                          :”Dinda, rupanya pemuda ini adalah yang telah kita bicarakan tadi. Benar-benar pucuk dicinta ulampun tiba. Berdirilah anakku, kamu adalah putra sahabatku yang aku tunggu-tunggu. Dengarlah, sesungguhnya kamu disuruh ayahmu untuk datang kemari adalah untuk satu hal.”

Pangeran                   :”Ayahanda sudah menceritakannya, Paduka. Sehingga saya dengan suka cita datang kemari.”

Raja                          : (TERTAWA) “Rupanya kerajaan kita telah benar-benar berjodoh. Sepertinya kamu juga sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kedua putriku.”

(PANGERAN HANYA TERSENYUM MALU)

Raja                          :”Dinda, ajaklah kedua putrimu kemari.”

Permaisuri                :”Baik, Paduka.”

RAJA MEMPERSILAHKAN PANGERAN UNTUK DUDUK, TAK LAMA KEMUDIAN PERMAISURI DAN KEDUA PUTRINYAPUN DATANG DAN DUDUK BERSAMA RAJA DAN PENGERAN.

Raja                          :”Putriku, ini adalah putra dari sahabat ayah, yakni pangeran dari kerajaan Arum. Yang sengaja datang kemari hendak mempersunting salah satu diantara kalian. Pangeran, putriku ada dua orang, yang pertama bernama Kamboja, dan adiknya bernama Kenanga. Pada siapakan pangeran menaruh hari, saya bebaskan untuk mamilih.”

Pangeran                   :”Terimakasih Paduka. Tetapi saya tidak ingin menyakiti hati salah satu diajeng. Jadi biar nanti saya sampaikan sendiri kepada Paduka siapa yang hendak saya pinang.”

Raja                          :”Baiklah putraku. Dinda, ajaklah kedua putrimu untuk masuk, biar aku berbicara sendriri dengan pangeran.”

Permaisuri                :”Baiklah, Paduka.”

PERMAISURIPUN MASUK BERSAMA KEDUA PUTRINYA YANG SANGAT PATUH KEPADA AYAHANDANYA.

Raja                          :”Sudahkah kamu dapat menetukan pilihanmu putraku ?.”

Pangeran                   :”Semoga tidak menyakiti hati diajeng Kamboja, karena saya menaruh hati kepada diajeng Kenanga.”

Raja                          :”Sudah menjadi keputusan bahwa hati tidak mugkin dapat dipaksakan jika tidak mempunyai rasa. Saya restui pilihanmu, datanglah bersama ayahandamu besok untuk melakukan lamaran.”

Pangeran                   :”Baiklah, Paduka.”

Raja                          :”Berhati-hatilah dalam perjalanan, dan sampaikan salamku kepada ayahandamu.”

Pangeran                   :”Pasti saya sampaikan, mohon diri Paduka.”

PANGERANPUN PULANG DAN SANG RAJA MEMANGGIL KEMBALI PERMAISURI BERSAMA KEDUA PUTRINYA.

Raja                          :”Dinda, Putriku Kamboja dan Kenanga, besok pangeran akan kembali ke kerajaan kita bersama ayahandanya untuk melamar Kenanga. Putriku Kamboja, hendaknya kamu berbesar hati untuk melepasakan adikmu.”

Kamboja                   :”Nanda mengerti ayah, dan nanda juga turut bahagia.”

Kenanga                   :”Terimakasih Yunda,”

Permaisuri                :”Paduka, sepertinya banyak yang akan kita persiapkan.”

Raja                          :”Benar, Dinda. Putriku, persiapkanlah diri kalian.”

Kamboja&Kenanga  :”Baik, Ayah.”

RAJA DAN PERMAISURI MENINGGALKAN KEDUA PUTRINYA, DAN SEPERTINYA KAMBOJA SUDAH MEMPUNYAI NIAT JAHAT KEPADA KENANGA.

Kamboja                   :”Selamat dinda, pangeran telah memilihmu.”

Kenanga                   :”Terimakasih yunda.”

Kamboja                   :”Aku ingin kamu menunggu di sini sebentar, aku akan kembali membawa hadiah yang pantas untukmu.”

Kenanga                   :”Baiklah yunda, saya akan menunggu yunda di sini.”

KAMBOJA PERGI SEBENTAR, DAN KEMBALI DENGAN MEMBAWA SEKERANJANG BUAH APEL.

Kamboja                   :”Aku ingin kita makan bersama dinda, dan nanti kita akan tahu siapakan yang sebenranya pantas mendapatkan pangeran dan menikah terlebih dahulu. Ayo, makanlah !.”

KENANGA TAMPAK BINGUNG, TAPI IA TAK DAPAT MENOLAK PERMINTAAN KAKAKNYA UNTUK MEMAKAN BUAH APEL TERSEBUT, KENANGA LALU MEMAKAN APEL YANG DIPILIHKAN KAKAKNYA.

Kamboja                   :”Jangan takut dinda, apel itu tidak akan membunuhmu. Tapi apel ini akan menentukan siapakan besok yang pantas dilamar oleh pangeran. Sebaiknya kita bersiap-siap sekarang”

KEESOKAN HARINYA, PANGERANPUN DATANG MELAMAR KENANGA, RAJA MENYAMBUT DENGAN SUKA CITA.

Pangeran                   :”Beribu maaf Paduka, ayahanda tidak dapt ikut karena sedang sakit.”

Raja                          :”Tidak menjadi masalah putraku, aku yang akan datang untuk menjengguk ayahmu. Tapi apakah yang kau bawa sekarang putraku ?.”

Pangeran                   :”Sebuah kotak pemberian ayahanda dan ibunda untuk diajeng Kenanga, Paduka. Mohon diterima.”

RAJA MENERIMA KOTAK TERSEBUT DAN MEMBUKANNYA, CINCIN BERSIMBUL KERAJAAN ARUM YANG BERBENTUK BUNGA.

Raja                          :”Baiklah, saya terima putraku.”

TIBA-TIBA KAMBOJA MASUK DENGAN TERGESA-GESA.

Kamboja                   :”Ayahanda, Ibunda, dinda Kenanga, wajahnya berubah, beruubah menjadi sangat buruk.”

Raja                          :”Bagaimana bisa Kamboja ?.”

Kamboja                   :”Saya tidak tahu ayah.”

Raja                          :”Dinda, sebaiknya Kenanga kau jemput kemari.”

Permaisuri                :”Baiklah Paduka.”

PERMAISURI KELUAR DAN KEMBALI LAGI MEMBAWA KENANGA.

Raja                          :”Apa yang terjadi padamu, Kenanga ?.”

Kenanga                   :”Kenanga tidak mengerti ayah, tiba-tiba wajah kenanga berubah menjadi buruk seperti ini.” (SAMBIL MEMBUKA TUDUNGNYA)

PANGERANPUN TERKEJUT DAN LANGSUNG BERUCAP LAIN.

Pangeran                   :”Maaf, Paduka. Sepertinya saya tidak sanggup membawa diajeng Kenanga untuk bertemu ayahanda. Saya meminta untuk membatal kan lamaran saya kepada diajeng Kenanga.”

Raja                          :”Kalau begitu, sudilah pangeran membawa Kamboja agar tidak membuat malu kerajaan ini.”

Pangeran                   :”Baiklah, saya bersedia membawa diajeng Kamboja untuk bertemu ayahanda dan juga mempersuntingnya sebagai seorang istri.”

Kamboja                   :”Ayah, haruskah saya ikut bersama pangeran ?.”

Raja                          :”Iya putriku, ayah sudah menerima cincin pinangan itu. Pakailah sebelum kamu pergi.”

PANGERAN MEMAKAIKAN CINCIN ITU KE JARI KAMBOJA. KENANGA HANYA DIAM, IA MENUTUPI PERASANNYA.

Raja                          :”Pangeran, pergilah sebelum larut, bawalah Kamboja menghadap ayah dan ibundamu. Jangan lupa sampaikan salamku kepada mereka.”

Pangeran                   :”Baik, Paduka.”

Kamboja                   :”Ayah, apakah ayah tidak malu mempunyai seorang putri yang buruk rupa ?, sebaiknya ayah mengasingkan dinda Kenanga di tengah hutan, agar tidak ada yang tahu jika ayah mempunyai putri yang buruk rupa seperti adinda Kenanga.”

Permaisuri                :”Jaga ucapanmu Kamboja, dia adalah adikmu.”

Kamboja                   :”Kamboja tidak punya adik yang buruk rupa, Ibunda. Dia pasti bukan adik saya. Jika ayah tidak mengusir si buruk rupa ini, saya tidak mau ikut pergi dengan pangeran.”

Kenanga                   :”Maafkan saya yunda, maafkan saya.”

Kamboja                   :”Kamu bukan adikku. Ayah, usir dia !.”

Kenanga                   : (MENANGIS) “Ayah, Ibunda, jangan usir saya, maafkan saya,”

Permaisuri                :”Jangan menangis sayang, jika kamu benar, kamu akan baik-baik saja meskipun di tengah hutan, pakailah cincin ibu, jangan takut putriku.”

Raja                          :”Kamboja benar, ayah terpaksa mengasingkanmu di hutan sampai kamu bisa kembali menjadi Kenanga yang seperti dulu.”

Kamboja                   :”Ayo, pergi !, pengawal akan mengantarkanmu sampai kamu di tengah hutan nanti.”

KENANGA TAK LAGI DAPAT MEMBATAH, IA HANYA DAPAT MENANGIS DAN PERGI MENINGGALKAN KERAJAAN.

Kamboja                   :”Ayahanda, Ibunda, terimakasih telah merestui hubungan kami.”

Raja                          :”Iya, sekarang segeralah berangkat menuju Arum, orang tua pangeran pasti sudah menunggu.”

Pangeran                   :”Kami mohan pamit, Ayahanda, Ibunda.”

Permaisuri                :”Hati-hati, semoga selamat sampai tujuan.”

KAMBOJA DAN PANGERANPUN PERGI.

Raja                          :”Dinda, bagaimana bisa putri kita kenanga menjadi buruk rupanya ?.”

Permaisuri                :”Dinda juga tidak tahu Paduka, tetapi jika putri kita Kenanga adalah anak yang baik hati dan budinya, ia pasti akan kembali, mungkin sekarang dia sedang diuji, kita doakan saja semoga dia selamat dan bisa menjalani ujiannya ini Paduka.”

Raja                          :”Kamu benar, Dinda.”

RAJA DAN PERMAISURI JUGA MENDO’AKAN AGAR KENANGA BISA MELEWATI TAKDIRNYA, DAN KEMBALI KE KERAJAAN DENGAN SELAMAT.

 

BABAK 2

KENANGA DENGAN PAKAIAN SEADANYA TERLIHAT LELAH DAN TAK BERDAYA, IA SEAKAN TAK TAHU HARUS KAMANA DAN MENCARI SIAPA. HINGGA TUBUHNYA JATUH LEMAS TERKULAI DITANAH. BERUNTUNG SEORANG PEMUDA PENCARI KAYU BAKAR MENEMUKAN KENANGA DAN MEMBAWANYA PULANG.

(KENANGA TERBANGUN)

Kenanga                   :”Dimana aku ?.”

Jakawana                  :”Kamu di rumahku nona.”

Kenanga                   :”Siapa kamu ?.”

Jakawana                  :”Namaku Jakawana, aku pencari kayu bakar di hutan ini, aku menemukanmu lemah tak sadarkan diri, maaf jika aku telah lancang membawamu kerumahku. Sekarang, ceritakan siapa kamu sehingga tersesat di hutan ini sendirian.”

Kenanga                   :”Aku…, aku gadis sebatang kara yang tidak tahu arah dan tujuanku harus kemana, dan aku juga tidak ingat apa-apa tentang masa laluku.” (KENANGA TAK MENCERITAKAN YANG SESUNGGUHNYA)

Jakawana                  :”Siapa nama kamu ?”

(KENANGA MENGGELENGKAN KEPALA)

Kenanga                   :”Aku tak ingat.”

Jakawana                  :”Baiklah, sekarang terserah kamu, kamu mau tetap tinggal di sini atau pergi lagi. Aku mau keluar dulu mencari kayu bakar.”

Kenanga                   :”Tunggu!, apa kamu tidak takut melihar wajahku yang buruk ini ?.”

Jakawana                  :”Lebih baik melihat wajahmu yang buruk, daripada melihat wanita cantik tetapi buruk hatinya. Aku pergi dulu.”

JAKAWANA PERGI, KENANGA MEMUTUSKAN UNTUK TETAP TINGGAL. SEBAGAI BALAS BUDI, IA MEMBANTU JAKAWANA MEMEBRESKAN PEKERJAAN RUMAH, SEKALIAN MEMASAK. SEPULANG DARI MENCARI KAYU, JAKAWANA TERKEJUT MENDAPATKAN RUMAHNYA SANGAT RAPI, DAN TERSEDIA MAKANAN DI MEJA. IA LEKAS MENCARI KENANGA.

Jakawana                  :”Biar aku menunggunya, dia pasti kembali.”

Kenanga                   :”Maaf, aku ingin tinggal di sini.”

Jakawana                  :”Kenapa kau melakukan ini semua ?.”

Kenanga                   :”Tidak apa-apa, karena kamu juga sudah baik kepadaku, sudah sepatutnya aku berbuat baik pula kepadamu.”

Jakawana                  :”Aku tidak salah, bagaimanapun keadaanmu ternyata hatimu baik sekali.”

JAKAWANA TERTARIK HATINYA, IA MENDEKATI KENANGA UNTUK MENYATAKAN PERASAANYA.

Jakawana                  :”Diajeng, bersediakah kau untuk tidak pergi dan menemaniku selamanya di sini ?. Aku mencintaimu.”

KENCANA TERSENYUM DAN TIBA-TIBA LEMAS TAK SADARKAN DIRI, KUTUKAN KAMBOJA LEWAT BUAH APEL ITU KINI TELAH BERAKHIR.

Jakawana                  :”Wajahmu berubah, kau tampak cantik sekali.”

KENCANA MEMBUKA MATANYA DAN BANGUN.

Kenanga                   :”Benarkah ?,” (LANGSUNG MENCARI AIR UNTUK BERCERMIN). Maafkan Aku Jaka, selama ini aku tidak jujur kepadamu. Sebenarnya aku adalah putri Kenanga. Wajahku berubah menjadi buruk karena kecemburuan kakakku putri Kamboja, lalu ia mengusirku. Jika aku cerita, aku khawatir kamu tidak percaya kepadaku.”

Jakawana                  :”Aku melihat kecantikan seorang dari hatinya, bukan dari rupanya. Tapi kini kau memiliki kedunya.”

JAKAWANA BENAR-BANAR JATUH HATI DENGAN KENANGA.

Jakawana                  :”Diajeng tidak pantas tinggal di hutan ini, maafkan saya.”

Kenanga                   :”Aku senang di sini, Jaka.”

Jakawana                  :”Tidak putri, kau harus kembali, aku akan mengantarmu ke istana.”

Kenanga                   :”Baiklah, terimakasih Jaka.”

KENANGA KEMBALI MENJADI CANTIK, DAN JAKAWANA MENGANTARNYA KEMBALI KE ISTANA.

 

BABAK III

SEPERTINYA RAJA MEMPUNYAI FIRASAT AKAN KEMBALINYA SANG PUTRI. SEPERTI BIASA, IA DUDUK DI SINGGASANA BERSAMA PERMAISURI. DAN TIBA-TIBA ADA PENGAWAL MASUK.

Pengawal                  :”Permisi Paduka, ada yang hendak bertemu dengan Paduka,”

Raja                          :”Biarkan dia masuk.”

KENANGA DAN JAKAWANA KEMUDIAN MASUK MENEMUI RAJA.

Kenanga                   :”Ayahanda, Ibunda, masihkah kalian mengingatku ?.”

Permaisuri                :”Putriku, kau pasti putriku Kenanga. Llihat, ini cincin yang aku berikan sebelum kamu pergi.”

Kenanga                   :”Benar Ibunda.”

(PERMAISURI MEMELUK KENANGA)

Raja                          :”Kamu telah berhasil melewati ujianmu ini putriku, tapi kau tdak mungkin sendirian. Siapakah yang bersamamu ini ?.”

Kenanga                   :”Dia Jakawana Ayah, dia yang menolongku dan menyelamatkanku sewaktu di hutan.”

Raja                          :”Terimakasih Jaka, kau telah menolong putriku. Sebagai balas budiku, tinggalah kamu di Istana, dan menjadi suami Kenanga. ”

Jakawana                  :”Terimakasih Paduka,”

TIBA-TIBA PENGAWAL MASUK.

Pengawal                  :”Permisi Paduka. Ada seorang buruk rupa ingin menemui Paduka.”

Raja                          :”Biarkan dia masuk.”

Kamboja                   :”Ayahanda, Ibunda, Dinda Kenanga, maafkan saya, saya yang telah berbuat jahat kepada kalian.”

Permaisuri                :”Putriku Kamboja, ini balasan atas perbuatanmu yang jahat, kami memaafkanmu, tapi kami tidak bisa menolongmu putriku, kamu harus menerima akibatnya.”

Raja                          :”Kamu harus menjalani hukuman yang sama dengan apa yang telah kamu lakukan, bahkan lebih berat. Ayah tidak dapat menerimamu, karena kamu harus tinggal di hutan seperti adikmu selama ini.”

Kenanga                   :”Kutukan ini akan berakhir, jika yunda berbuat baik kepada semua orang, maafkan saya karena tidak bisa membantu yunda.”

Kamboja                   :”Kalian semua jahat dan tega kepadaku, aku tidak akan memaafkan kalian !.”

KAMBOJA PUN BERLARI PERGI, KARENA HATINYA YANG JAHAT DAN SEKERAS BATU, IA MENJALANI HUKUMAN ITU SELAMANYA DI HUTAN

Raja                          :”Kejahatan tidak akan pernah mengalahkan kebaikan, maka dari itu kita harus berteguh hati untuk tetap berbuat baik dan rendah hati kepada siapapun.”

Kenanga                   :”Iya ayah.”

KENANGAPUN AKHIRNYA MENIKAH DENGAN JAKAWANA DAN HIDUP BAHAGIA DI ISTANA.

 

SELESAI

5 Comments Add yours

  1. Anik lutfa berkata:

    Certia sang putri berasal dari daerah mana ka?

    1. Heru berkata:

      Ya…kira2 di antah berantah lah cucuku,,,

  2. Miftah berkata:

    Ceritanya Bagus. Ijin pakai utk tugas sekolah y kak. Terimakasih

    1. Heru berkata:

      Boleh…Silakan cucuku…
      Asal..harus dicantumin nama dan URL mbahbrata di naskah pementasannya ya…

Tinggalkan komentar